Entah apa yang ada dalam pikiran mereka, entah apa yang membuat mereka jadi kehilangan kendali, lose control dan sanggup melakukan perbuatan anarkis yang jelas-jelas akan merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain disekelilingnya. Tawuran, seolah sudah menjadi budaya bagi kelompok yang berseteru untuk menyelesaikan masalah. Lalu, selesaikah permasalahan mereka setelah beradu fisik dengan cara tawuran? Hhh... , terkadang aku suka tersenyum kecut saat menonton berita yang akhir-akhir ini banyak didominasi tawuran antar remaja, perang antar kampung, tawuran supporter bola, skandal sex, dan juga demo yang sebenarnya hanya membuang-buang waktu dan tenaga saja. Bangsa Indonesia yang terkenal ramah di luar sana, ternyata justru tidak ramah bagi bangsanya sendiri.
Minggu, 28 November 2010
Rabu, 24 November 2010
Trustia "Icha" Rizqandaru, ”Jangan Takut untuk Bersuara”
Iseng-iseng browsing nyari bahan posting untuk blog ini, dan aku menemukan satu artikel menarik disini untuk dibaca dan dipelajari. Dilihat dari materi artikelnya, kemungkinan ini terjadi 2-3 tahun yang lalu. Kutipan artikelnya seperti dibawah ini:
Usianya boleh saja belia, namun siapa sangka gadis kelahiran 10 September itu cukup aktif menyuarakan hak-hak anak. Bahkan, kiprahnya telah diakui secara nasional, hingga mengantarkannya menjadi duta anak perempuan Indonesia pada Sidang Komisi Kedudukan Wanita (Commission on the Status of Women-CSW) ke-52 di New York, Amerika Serikat, 23 Februari-8 Maret 2007.
Kiprah gadis bernama Trustia Rizqandaru dalam menyuarakan hak anak bermula saat ia duduk di kelas III SMP. Saat itu, gadis yang akrab disapa Icha itu, mewakili sekolahnya untuk mengikuti Pelatihan Konvensi Anak dan Undang-Undang Perlindungan Anak yang diselenggarakan Lembaga Perlindungan Anak Jabar.
Remaja Gila Phone Sex..!!
Phone Sex? Dimana kenikmatannya?
Sayang.. ayo dong kita ML (*Making Love), kangen nich... Suara diseberang sana merengek manja seolah berada pada tempat yang sama. Yach.. fungsi handphone bukan hanya sekedar sebagai sarana komunikasi saja saat ini, melainkan sudah menjadi sarana mencari kepuasan dengan melakukan 'Sex by Phone'. Kecanggihan media komunikasi ini ternyata mampu membuat penggunanya mencapai klimaks tanpa harus bersentuhan langsung dengan pasangan ML-nya, dan hebatnya lagi aktivitas ini dapat membuat pelaku Phone Sex kecanduan, 'sakaw' dan merintih-rintih layaknya ML yang sebenarnya. Jika dipikir dengan logika, memang akan terasa aneh. Namun inilah yang tengah marak terjadi di kalangan remaja kita. Aku tidak mengatakan hal ini sebagai 'perilaku bobrok remaja', tapi dari kebiasaan ini aku yakin dapat memicu seseorang untuk melakukan sex yang sebenarnya diluar nikah. Nah lo, lalu siapa yang patut dipersalahkan?
Sayang.. ayo dong kita ML (*Making Love), kangen nich... Suara diseberang sana merengek manja seolah berada pada tempat yang sama. Yach.. fungsi handphone bukan hanya sekedar sebagai sarana komunikasi saja saat ini, melainkan sudah menjadi sarana mencari kepuasan dengan melakukan 'Sex by Phone'. Kecanggihan media komunikasi ini ternyata mampu membuat penggunanya mencapai klimaks tanpa harus bersentuhan langsung dengan pasangan ML-nya, dan hebatnya lagi aktivitas ini dapat membuat pelaku Phone Sex kecanduan, 'sakaw' dan merintih-rintih layaknya ML yang sebenarnya. Jika dipikir dengan logika, memang akan terasa aneh. Namun inilah yang tengah marak terjadi di kalangan remaja kita. Aku tidak mengatakan hal ini sebagai 'perilaku bobrok remaja', tapi dari kebiasaan ini aku yakin dapat memicu seseorang untuk melakukan sex yang sebenarnya diluar nikah. Nah lo, lalu siapa yang patut dipersalahkan?
Free Sex? Salah Siapa??
Pergaulan bebas dikalangan remaja yang memicu maraknya 'Free Sex' sudah bukan rahasia lagi. Hubungan sex yang notabene merupakan hal tabu untuk diperbincangkan dikalangan 'belum cukup umur', kini seolah justru menjadi 'life style baru' yang banyak disukai dan dilakukan oleh sebagian remaja. Dan cinta menjadi alasan terbesar mengapa mereka berani melakukan sex pra nikah yang tak jarang berakhir dengan 'Married by Accident'.
Dan parahnya lagi, perilaku sex bebas ini juga banyak dilakukan 'anak-anak dibawah umur'. Di kota kecilku (maaf, disamarkan) aku sering mendapati cewek-cewek ABG sepantar SMP yang dengan berani 'unjuk kebolehan' dalam berdandan layaknya tante girang. Bahkan terus terang dari cara mereka berjalan-pun sanggup membuat libido siapapun yang menyaksikannya naik tak tertahankan, ditambah pakaian ketat yang membalut tubuh mungil mereka yang seolah sanggup melukis bentuk tubuhnya dengan begitu jelas dan nyata. Terus terang, sebagai laki-laki normal aku sering tergoda oleh perilaku mereka yang suka 'menantang birahi', bahkan tak jarang mereka berani menggesekkan buah dada-nya yang seolah-olah tidak disengaja.
Lalu siapa yang salah dalam masalah ini? Apakah semua terjadi semata-mata karena uang dan himpitan ekonomi keluarga?
Dan parahnya lagi, perilaku sex bebas ini juga banyak dilakukan 'anak-anak dibawah umur'. Di kota kecilku (maaf, disamarkan) aku sering mendapati cewek-cewek ABG sepantar SMP yang dengan berani 'unjuk kebolehan' dalam berdandan layaknya tante girang. Bahkan terus terang dari cara mereka berjalan-pun sanggup membuat libido siapapun yang menyaksikannya naik tak tertahankan, ditambah pakaian ketat yang membalut tubuh mungil mereka yang seolah sanggup melukis bentuk tubuhnya dengan begitu jelas dan nyata. Terus terang, sebagai laki-laki normal aku sering tergoda oleh perilaku mereka yang suka 'menantang birahi', bahkan tak jarang mereka berani menggesekkan buah dada-nya yang seolah-olah tidak disengaja.
Lalu siapa yang salah dalam masalah ini? Apakah semua terjadi semata-mata karena uang dan himpitan ekonomi keluarga?
Langganan:
Postingan (Atom)
Kategori
Artikel
Creative Commons
Menyingkap Tabir Pergaulan Bebas dan Sex Bebas Di Kalangan Remaja by Kucing Garong is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at kucing2garong.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://kucing2garong.blogspot.com/p/tos.html.