Rabu, 24 November 2010

Free Sex? Salah Siapa??

Pergaulan bebas dikalangan remaja yang memicu maraknya 'Free Sex' sudah bukan rahasia lagi. Hubungan sex yang notabene merupakan hal tabu untuk diperbincangkan dikalangan 'belum cukup umur', kini seolah justru menjadi 'life style baru' yang banyak disukai dan dilakukan oleh sebagian remaja. Dan cinta menjadi alasan terbesar mengapa mereka berani melakukan sex pra nikah yang tak jarang berakhir dengan 'Married by Accident'.
Dan parahnya lagi, perilaku sex bebas ini juga banyak dilakukan 'anak-anak dibawah umur'. Di kota kecilku (maaf, disamarkan) aku sering mendapati cewek-cewek ABG sepantar SMP yang dengan berani 'unjuk kebolehan' dalam berdandan layaknya tante girang. Bahkan terus terang dari cara mereka berjalan-pun sanggup membuat libido siapapun yang menyaksikannya naik tak tertahankan, ditambah pakaian ketat yang membalut tubuh mungil mereka yang seolah sanggup melukis bentuk tubuhnya dengan begitu jelas dan nyata. Terus terang, sebagai laki-laki normal aku sering tergoda oleh perilaku mereka yang suka 'menantang birahi', bahkan tak jarang mereka berani menggesekkan buah dada-nya yang seolah-olah tidak disengaja.
Lalu siapa yang salah dalam masalah ini? Apakah semua terjadi semata-mata karena uang dan himpitan ekonomi keluarga?
Dari beberapa 'ABG Gaul' kalangan SMP dan SMU yang sempat dekat denganku dan sempat pula aku interogasi, mereka memiliki alasan yang bervariasi yang mendominasi pikiran mereka sehingga dengan sadar mereka melakukan Free Sex tanpa beban sedikitpun, bahkan tanpa rasa takut. Alasan-alasan tersebut diantaranya karena cinta, broken home, uang, suka sama suka, terinspirasi bokep dsb. Banyak cewek yang 'berpenampilan alim' namun ternyata jauh lebih matang dan canggih dalam melakukan 'pergumulan sex'.
Sebenarnya jika dilihat dari resikonya, melakukan Free Sex adalah sesuatu yang menakutkan dan sangat beresiko, contohnya antara lain:
  • Kematian karena terlalu banyak pendarahan
  • Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
  • Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
  • Sobeknya rahim (Uterine Perforation)
  • Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
  • Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
  • Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
  • Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
  • Kanker hati (Liver Cancer)
  • Kelainan pada Placenta / ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
  • Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
  • Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
  • Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
  • Infeksi alat reproduksi karena melakukan kuretase (secara medis) yang dilakukan secara tak steril. Hal ini membuat remaja mengalami kemandulan dikemudian hari setelah menikah.
  • Pendarahan sehingga remaja dapat mengalami shock akibat pendarahan dan gangguan Neurologist. Selain itu pendarahan juga dapat mengakibatkan kematian ibu maupun anak atau keduanya.
  • Resiko terjadinya Reptur Uterus atau robeknya rahim lebih besar dan menipisnya dinding rahim akibat kuretase. Kemandulan oleh karena robeknya rahim, resiko infeksi, resiko shock sampai resiko kematian ibu dan anak yang dikandungnya.
  • Terjadinya Fistula Genital Traumatis adalah suatu saluran atau hubungan antara genital dan saluran kencing atau saluran pencernaan yang secara normal tidak ada.
Tidakkah resiko-resiko diatas menakutkan? Do the best for your future.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Creative Commons

Creative Commons License
Menyingkap Tabir Pergaulan Bebas dan Sex Bebas Di Kalangan Remaja by Kucing Garong is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 Unported License.
Based on a work at kucing2garong.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://kucing2garong.blogspot.com/p/tos.html.