Sungguh ironis! Para pelajar yang sedianya menjadi 'tulang punggung' bangsa dan diharapkan mampu menjadi pemikir bagi kemajuan bangsa ini kelak dikemudian hari, ternyata telah memiliki kegiatan ekskul yang ekstrim. Saling melempar batu, bahkan tak jarang saling bacok hingga korbanpun berjatuhan tanpa bisa dihindari lagi. Pun hal ini terus terulang dan terulang lagi seolah-olah ada kepuasan pabila bisa melukai dan mengalahkan lawan. Aku melihat hal ini sebagai kemunduran moral yang tidak seharusnya terjadi, apalagi bangsa ini tengah dilanda bermacam-macam musibah yang tak berkesudahan. Tas, tak lagi diisi dengan buku, melainkan senjata tajam, batu, dan 'peralatan perang' yang lainnya. Dan yang lebih parah lagi, tawuran terjadi hanya gara-gara masalah uang sangat sepele yang sebenarnya tak perlu menyelesaikannya dengan saling baku hantam.
Wahai saudara..Sampai kapanpun tawuran tak akan mampu menyelesaikan apa-apa dan tak akan mampu mengangkat derajat siapapun pelakunya. Mengapa tak saling bergandengan tangan dan membalut kembali luka ditubuh Pertiwi ini? Tak sukakah kau hidup damai? Tak sukakah kau pabila bangsamu nyaman untuk ditinggali? Pikirkan dan lakukan yang terbaik untuk negeri ini.
Ibu Pertiwi tengah menangis dan berduka, mengapa kau justru memberinya rasa sakit
Ibu Pertiwi tengah meradang, mengapa kau justru semakin senang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar